Hutang Kita Kepada Anak-Anak

Kita selalu berhutang banyak cinta kepada anak kita.

Tak jarang, kita marah anak kita saat kita penat. Kita membentak depa padahal depa belum betul-betul faham kesalahan yang depa buat. Kita buat depa menangis sebab kita nak lebih mengerti & didengarkan.

Tapi seburuk apa pun kita memperlakukan anak kita, segalak apa pun kita pada depa, semarah apa pun kita pernah membentak depa, depa akan tetap mendatangi kita dengan senyum kecilnya, menghibur kita dengan tawa kecilnya, menggengam tangan kita dengan tangan kecilnya. Seolah semuanya baik-baik ja. Seolah tak pernah jadi apa-apa sebelumnya.

Anak kita selalu punya banyak cinta untuk kita. Walau selalu kita tak membalas cinta depa dengan secukupnya. Kita selalu berhutang banyak kebahagiaan untuk depa.

Kita kata kita bekerja keras demi kebahagiaan anak kita, tapi kenyataannya depa lah yang justeru membahagiakan kita dalam lelah di sisa waktu & tenaga kita. Kita rasa yang kita boleh menghibur kesedihan depa atau menghapus air mata dari pipi-pipi kecil depa, tapi sebenarnya kita lah yang selalu depa bahagiakan. Depa lah yang selalu berhasil membuang kesedihan kita, melapangkan kepenatan kita, menghapus air mata kita.

Kita selalu berhutang banyak masa tentang anak-anak kita.

Dalam 24jam berapa lama masa yang kita miliki untuk berbicara, mendengarkan, memeluk, mendakap & bermain dengan anak kita?. Dari masa hidup kita bersama depa, seberapa keras kita bekerja untuk menghadirkan kebahagiaan sesungguhnya di hari-hari anak kita, melukis senyum sejati di wajah mungil depa.

Tentang anak-anak, sesungguhnya anak-anak kita lah yang selalu lebih dewasa & bijaksana daripada kita. Depa lah yang selalu mengajari & membimbing kita menjadi manusia yang lebih baik setiap harinya.

Seburuk apa pun kita sebagai orang tua, anak kita selalu sedia bila ja untuk menjadi anak-anak terbaik yang pernah kita punya.

Kita selalu berhutang kepada anak-anak kita.

Anak-anak yang setiap hari jadi korban dari betapa buruknya cara kita mengendalikan emosi. Anak-anak yang menanggung akibat dari nasib buruk yang setiap hari kita buat sendiri. Anak-anak yang mungkin masa depannya terkorbankan gara-gara kita tak boleh merancang masa depan kita sendiri.

Tapi anak kita tetap tersenyum, depa tetap bagi kita banyak cinta, depa selalu cuba buat kita bahagia.
Maka, dakap lah anak-anak kita, tatap lah mata depa, dengan kasih sayang & penyesalan.  Katakan pada depa,

"Maafkan untuk hutang-hutang yang belum Babah & Bonda terbayarkan. Maafkan kalau semua hutang ni telah membuat Allah tak berkenan".

"Maafkan kerana hanya pemaafan & kebahagiaan awak lah yang boleh buat hidup Babah & Bonda lebih baik dari sebelumnya".

Copy dari facebook Edlyena Assegaf Mikhail.

4 comments

  1. Sebak baca entry bunda ni tau...aduhhhh betul tu anak2 tetap bagi cinta dan senyuman kt kita kan

    ReplyDelete
    Replies
    1. kan k.juju. semoga kita sbg ibu bapa selalu muhasabah diri, agar terhindar dr benda2 macam ni

      Delete
  2. tula.. tapi sekrang anak pun jrang luangkan masa dengan kita. kalau ada gadet. hmmmm

    ReplyDelete